Di zaman yang semakin berkembang,
mobilitas penduduk akan semakin tinggi sehingga kebutuhan akan
transportasi menjadi semakin meningkat. Di Indonesia perkembangan volume
lalu lintas perkotaan mencapai 15% per tahun. Walaupun hal ini
menandakan sebuah kemajuan dalam bidang ekonomi, namun ternyata
perkembangan sektor transportasi malah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan. Hal ini karena dengan meningkatnya penggunaan alat
transportasi maka meningkat pula polusi yang terjadi di jalanan.
Polusi merupakan proses timbulnya
polutan. Polutan sendiri merupakan substansi yang karena keberadaannya
atau pun karena jumlahnya yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan
bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya. Polusi yang terjadi di jalan
biasa disebut polusi jalanan, polusi ini timbul terutama akibat
penggunaan kendaraan bermotor serta akibat adanya tindakan yang kurang
berwawasan lingkungan dari masyarakat yang tinggal di dekat jalan
tersebut.
Polusi Udara
Jalan dimana fungsinya sebagai tempat
kendaraan untuk berlalu lintas memang menjadi tempat yang subur untuk
terjadinya polusi udara, dimana polusi ini disebabkan akibat emisi dari
penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama kendaraan. Di
kota-kota besar polusi jalanan merupakan sumber pencemaran udara
terbesar dimana 70% dari pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas
kendaraan bermotor.
Polusi dari asap yang dihasilkan oleh
kendaraan berupa kandungan karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, serta partikel SPM, dimana zat-zat polutan
tersebut bisa berdampak buruk terhadap kesehatan serta lingkungan.
Misalnya gas karbon monoksida yang dapat menyebabkan kematian bagi orang
yang menghirupnya, dalam beberapa kasus telah banyak orang yang
meninggal akibat tertidur dalam mobil menyala yang kacanya tertutup
rapat. Gas lain seperti karbon dioksida merupakan salah satu penyebab
terjadinya global warming sedangkan sulfur dioksida dan nitrogen oksida
merupakan penyebab terjadinya hujan asam.
Di Indonesia dan negara-negara
berkembang lain pada umumnya, polusi dari asap kendaraan ini jauh lebih
parah daripada negara maju, hal tersebut terjadi karena kendaraan yang
digunakan di negara maju lebih ramah lingkungan daripada kendaraan yang
dipakai di negara berkembang. Di negara maju kendaraan yang sudah
berusia lebih dari 10 tahun biasanya tidak akan dipakai lagi karena
pembakaran yang dihasilkan kendaraan tua tidak sesempurna saat kendaraan
tersebut pertama kali dibeli, selain itu karena memang di negara maju
uji emisi kendaraan dilakukan dengan sangat ketat dengan standar emisi
yang kecil. Berbeda halnya dengan di negara berkembang yang karena
keadaan ekonomi membuat banyak masyarakatnya harus tetap menggunakan
kendaraan yang telah tua. Di Indonesia sendiri misalnya banyak yang
masih menggunakan sepeda motor 2 tak yang lebih banyak menghasilkan
polusi daripada sepeda motor yang bermesin 4 tak. Selain itu pemerintah
yang tidak begitu serius menerapkan standar emisi membuat banyak
masyarakat tidak peduli akan emisi kendaraan mereka, bahkan banyak
remaja yang berani memodifikasi motornya walaupun tahu bahwa hasil
modifikasinya akan membuat kendaraannya semakin banyak menimbulkan
emisi, seperti misalnya dengan modifikasi knalpot menjadi lebih pendek
atau dengan menghilangkan saringan udara masuk, padahal saringan dan
desain knalpot memang diperuntukkan untuk memaksimalkan pembakaran dan
mengurangi emisi kendaraan seminimal mungkin.
Selain dari asap kendaraan bermotor,
debu yang terdapat di jalanan juga dapat menimbulkan polusi udara. Debu
jalanan banyak dijumpai di jalanan yang trotoarnya hanya dari tanah.
Debu walaupun terlihat sepele sebenarnya juga bisa berdampak buruk bagi
kesehatan. Dalam beberapa kasus debu yang disertai asap kendaraan telah
terbukti mampu memicu memicu timbulnya asma dan penyakit paru lain dalam
jangka panjang. Selain itu debu tentunya akan membuat kulit menjadi
kotor yang jika dibiarkan akan menumpuk menjadi komedo pada wajah serta
flek-flek hitam. Ironisnya orang-orang banyak yang menghindari polusi
dari asap dan debu jalanan dengan menggunakan mobil pribadi walaupun
mobil itu hanya dipakai sendirian, hal tersebut tentunya akan semakin
menambah jumlah emisi gas kendaraan yang dihasilkan.
Untuk mengurangi dampak buruk dari
polusi udara tersebut maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
misalnya dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki saat berpergian,
menyekolahkan anak di sekolah yang dekat dengan rumah, mengurangi acara
berpergian yang tidak terlalu penting, hindari penggunaan mobil jika
hanya untuk berpergian sendiri, serta hal sederhana lain yang walaupun
terlihat sepele namun sebenarnya memiliki dampak yang besar untuk
mengurangi polusi udara.
Polusi Sampah
Sampah memang menjadi masalah yang
seakan-akan tidak pernah terselesaikan di Indonesia. Metode pengolahan
sampah yang kurang efisien serta sikap tak acuh masyarakat menjadi
penyebabnya. Sampah ini selain menimbulkan pemandangan dan bau yang
tidak sedap, sampah juga menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit
serta penyebab utama timbulnya banjir di kota-kota besar. Permasalahan
sampah di jalanan biasanya banyak ditemukan di sepanjang jalanan yang
padat penduduk, jalan yang banyak terdapat penjual kaki lima, pasar
tradisional, serta beberapa titik di unit penampungan sampah.
Pasir dan Genangan Air
Untuk menikmati suatu perjalanan
tentunya diperlukan jalanan yang aman dan nyaman, namun di terkadang
pengendara kendaraan harus berhadapan dengan jalanan yang rusak, dan
ekstrim. Jalanan yang mengganggu kenyamanan dan kenyamanan bisa berupa
jalanan yang berpasir, tergenang air, serta jalanan yang tidak rata.
Jalanan berpasir banyak ditemui pada jalur-jalur pengangkutan galian C,
sedangkan jalanan yang tergenang air bisa terjadi akibat masyarakat atau
pedagang kaki lima yang sembarangan menyiram air ke jalanan atau akibat
saluran air yang bocor. Biasanya jalanan yang berpasir selalu disertai
dengan jalanan yang rusak dan tidak rata, hal tersebut terjadi karena
kendaraan yang mengangkut bahan galian C yang berat akan membebani
jalanan, begitu pula dengan jalanan yang tergenang air, jalan yang
tergenang air akan lebih mudah rusak akibat pemanasan yang tidak merata
antar bagian jalan satu dengan yang lain. Keadaan jalan yang rusak
tentunya akan mengancam keselamatan dari pengguna jalan, pengendara bisa
mengalami selip dan jatuh, bahkan banyak yang sampai mengakibatkan
kematian. Selain faktor keselamatan, jalan yang rusak akan menyebabkan
kerugian materi yang cukup besar, karena jalan yang rusak akan membuat
kendaraan menjadi lebih cepat rusak pula.
Polusi Suara
Polusi suara pada jalanan bisa berupa
suara bising yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Keadaan yang
bising ini tidak hanya mengganggu para pengguna jalan raya melainkan
juga masyarakat yang tinggal atau rumahnya berada di pinggir jalan.
Kebisingan ini bisa berdampak terutama pada keadaan psikis seseorang
karena keadaan yang tidak nyaman akibat kebisingan dapat meningkatkan
stress sehingga tidak jarang orang yang tinggal dekat jalan raya
cenderung lebih mudah marah dan menderita stress daripada mereka yang
tinggal jauh dari kebisingan jalan raya. Keadaan paling stress di
jalanan bisa dirasakan saat suasana macet dimana suara dari mesin,
klakson yang saling bersahutan, suara sumbang dari pengamen, belum
ditambah panas terik matahari akan benar-benar membuat down mental dari pengendara.
Untuk mengurangi dampak tersebut,
sebenarnya perusahaan kendaraan bermotor berupaya untuk semakin membuat
kendaraan yang mereka produksi menghasilkan bunyi seminimal mungkin,
selain untuk memaksimalkan energi yang dihasilkan kendaraan tersebut,
karena dengan mengurangi bunyi termasuk energi, dengan mengurangi energi
bunyi maka energi gerak kendaraan dapat dimaksimalkan. Namun sayangnya
banyak pengguna kendaraan yang malah mempreteli kendaraan mereka dengan
mengganti knalpot yang lebih bising hanya untuk menarik perhatian. Untuk
itu sudah seharusnya dibuatkan peraturan yang mengatur batas ambang
suara yang boleh dihasilkan kendaraan seperti halnya dengan uji emisi.
Pemandangan Tidak Sedap
Pemandangan tidak sedap di jalanan juga
bisa dikatakan sebagai polusi karena dapat mengganggu kenyamanan
berkendara serta orang yang tinggal di sekitarnya. Pemandangan yang
tidak sedap misalnya akibat adanya pengamen, pedagang kaki lima,
tumpukan sampah, atau bahkan karena baliho serta spanduk yang berlebihan
yang sangat tidak sesuai dengan tata kota berwawasan lingkungan.
Seperti halnya kebisingan, pemandangan yang tidak nyaman ini dapat
memicu stress pada pengendara. Untuk itu sudah seharusnya satpol PP
semakin giat untuk melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi jumlah
pengamen, pedagang kaki lima serta spanduk yang yang mengganggu
kenyamanan dalam tata kota.
sumber : http://ilmukesmas.com/polusi-jalanan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar