Jumat, 30 Januari 2015

polusi di jalanan

Di zaman yang semakin berkembang, mobilitas penduduk akan semakin tinggi sehingga kebutuhan akan transportasi menjadi semakin meningkat. Di Indonesia perkembangan volume lalu lintas perkotaan mencapai 15% per tahun. Walaupun hal ini menandakan sebuah kemajuan dalam bidang ekonomi, namun ternyata perkembangan sektor transportasi malah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini karena dengan meningkatnya penggunaan alat transportasi maka meningkat pula polusi yang terjadi di jalanan.
Polusi merupakan proses timbulnya polutan. Polutan sendiri merupakan substansi yang karena keberadaannya atau pun karena jumlahnya yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya. Polusi yang terjadi di jalan biasa disebut polusi jalanan, polusi ini timbul terutama akibat penggunaan kendaraan bermotor serta akibat adanya tindakan yang kurang berwawasan lingkungan dari masyarakat yang tinggal di dekat jalan tersebut.

Polusi Udara

Jalan dimana fungsinya sebagai tempat kendaraan untuk berlalu lintas memang menjadi tempat yang subur untuk terjadinya polusi udara, dimana polusi ini disebabkan akibat emisi dari penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama kendaraan. Di kota-kota besar polusi jalanan merupakan sumber pencemaran udara terbesar dimana 70% dari pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas kendaraan bermotor.
Polusi dari asap yang dihasilkan oleh kendaraan berupa kandungan karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, serta partikel SPM, dimana zat-zat polutan tersebut bisa berdampak buruk terhadap kesehatan serta lingkungan. Misalnya gas karbon monoksida yang dapat menyebabkan kematian bagi orang yang menghirupnya, dalam beberapa kasus telah banyak orang yang meninggal akibat tertidur dalam mobil menyala yang kacanya tertutup rapat. Gas lain seperti karbon dioksida merupakan salah satu penyebab terjadinya global warming sedangkan sulfur dioksida dan nitrogen oksida merupakan penyebab terjadinya hujan asam.
Di Indonesia dan negara-negara berkembang lain pada umumnya, polusi dari asap kendaraan ini jauh lebih parah daripada negara maju, hal tersebut terjadi karena kendaraan yang digunakan di negara maju lebih ramah lingkungan daripada kendaraan yang dipakai di negara berkembang. Di negara maju kendaraan yang sudah berusia lebih dari 10 tahun biasanya tidak akan dipakai lagi karena pembakaran yang dihasilkan kendaraan tua tidak sesempurna saat kendaraan tersebut pertama kali dibeli, selain itu karena memang di negara maju uji emisi kendaraan dilakukan dengan sangat ketat dengan standar emisi yang kecil. Berbeda halnya dengan di negara berkembang yang karena keadaan ekonomi membuat banyak masyarakatnya harus tetap menggunakan kendaraan yang telah tua. Di Indonesia sendiri misalnya banyak yang masih menggunakan sepeda motor 2 tak yang lebih banyak menghasilkan polusi daripada sepeda motor yang bermesin 4 tak. Selain itu pemerintah yang tidak begitu serius menerapkan standar emisi membuat banyak masyarakat tidak peduli akan emisi kendaraan mereka, bahkan banyak remaja yang berani memodifikasi motornya walaupun tahu bahwa hasil modifikasinya akan membuat kendaraannya semakin banyak menimbulkan emisi, seperti misalnya dengan modifikasi knalpot menjadi lebih pendek atau dengan menghilangkan saringan udara masuk, padahal saringan dan desain knalpot memang diperuntukkan untuk memaksimalkan pembakaran dan mengurangi emisi kendaraan seminimal mungkin.
Selain dari asap kendaraan bermotor, debu yang terdapat di jalanan juga dapat menimbulkan polusi udara. Debu jalanan banyak dijumpai di jalanan yang trotoarnya hanya dari tanah. Debu walaupun terlihat sepele sebenarnya juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Dalam beberapa kasus debu yang disertai asap kendaraan telah terbukti mampu memicu memicu timbulnya asma dan penyakit paru lain dalam jangka panjang. Selain itu debu tentunya akan membuat kulit menjadi kotor yang jika dibiarkan akan menumpuk menjadi komedo pada wajah serta flek-flek hitam. Ironisnya orang-orang banyak yang menghindari polusi dari asap dan debu jalanan dengan menggunakan mobil pribadi walaupun mobil itu hanya dipakai sendirian, hal tersebut tentunya akan semakin menambah jumlah emisi gas kendaraan yang dihasilkan.
Untuk mengurangi dampak buruk dari polusi udara tersebut maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki saat berpergian, menyekolahkan anak di sekolah yang dekat dengan rumah, mengurangi acara berpergian yang tidak terlalu penting, hindari penggunaan mobil jika hanya untuk berpergian sendiri, serta hal sederhana lain yang walaupun terlihat sepele namun sebenarnya memiliki dampak yang besar untuk mengurangi polusi udara.

Polusi Sampah

Sampah memang menjadi masalah yang seakan-akan tidak pernah terselesaikan di Indonesia. Metode pengolahan sampah yang kurang efisien serta sikap tak acuh masyarakat menjadi penyebabnya. Sampah ini selain menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, sampah juga menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit serta penyebab utama timbulnya banjir di kota-kota besar. Permasalahan sampah di jalanan biasanya banyak ditemukan di sepanjang jalanan yang padat penduduk, jalan yang banyak terdapat penjual kaki lima, pasar tradisional, serta beberapa titik di unit penampungan sampah.

Pasir dan Genangan Air

Untuk menikmati suatu perjalanan tentunya diperlukan jalanan yang aman dan nyaman, namun di terkadang pengendara kendaraan harus berhadapan dengan jalanan yang rusak, dan ekstrim. Jalanan yang mengganggu kenyamanan dan kenyamanan bisa berupa jalanan yang berpasir, tergenang air, serta jalanan yang tidak rata. Jalanan berpasir banyak ditemui pada jalur-jalur pengangkutan galian C, sedangkan jalanan yang tergenang air bisa terjadi akibat masyarakat atau pedagang kaki lima yang sembarangan menyiram air ke jalanan atau akibat saluran air yang bocor. Biasanya jalanan yang berpasir selalu disertai dengan jalanan yang rusak dan tidak rata, hal tersebut terjadi karena kendaraan yang mengangkut bahan galian C yang berat akan membebani jalanan, begitu pula dengan jalanan yang tergenang air, jalan yang tergenang air akan lebih mudah rusak akibat pemanasan yang tidak merata antar bagian jalan satu dengan yang lain. Keadaan jalan yang rusak tentunya akan mengancam keselamatan dari pengguna jalan, pengendara bisa mengalami selip dan jatuh, bahkan banyak yang sampai mengakibatkan kematian. Selain faktor keselamatan, jalan yang rusak akan menyebabkan kerugian materi yang cukup besar, karena jalan yang rusak akan membuat kendaraan menjadi lebih cepat rusak pula.

Polusi Suara

Polusi suara pada jalanan bisa berupa suara bising yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Keadaan yang bising ini tidak hanya mengganggu para pengguna jalan raya melainkan juga masyarakat yang tinggal atau rumahnya berada di pinggir jalan. Kebisingan ini bisa berdampak terutama pada keadaan psikis seseorang karena keadaan yang tidak nyaman akibat kebisingan dapat meningkatkan stress sehingga tidak jarang orang yang tinggal dekat jalan raya cenderung lebih mudah marah dan menderita stress daripada mereka yang tinggal jauh dari kebisingan jalan raya. Keadaan paling stress di jalanan bisa dirasakan saat suasana macet dimana suara dari mesin, klakson yang saling bersahutan, suara sumbang dari pengamen, belum ditambah panas terik matahari akan benar-benar membuat down mental dari pengendara.
Untuk mengurangi dampak tersebut, sebenarnya perusahaan kendaraan bermotor berupaya untuk semakin membuat kendaraan yang mereka produksi menghasilkan bunyi seminimal mungkin, selain untuk memaksimalkan energi yang dihasilkan kendaraan tersebut, karena dengan mengurangi bunyi termasuk energi, dengan mengurangi energi bunyi maka energi gerak kendaraan dapat dimaksimalkan. Namun sayangnya banyak pengguna kendaraan yang malah mempreteli kendaraan mereka dengan mengganti knalpot yang lebih bising hanya untuk menarik perhatian. Untuk itu sudah seharusnya dibuatkan peraturan yang mengatur batas ambang suara yang boleh dihasilkan kendaraan seperti halnya dengan uji emisi.

Pemandangan Tidak Sedap

Pemandangan tidak sedap di jalanan juga bisa dikatakan sebagai polusi karena dapat mengganggu kenyamanan berkendara serta orang yang tinggal di sekitarnya. Pemandangan yang tidak sedap misalnya akibat adanya pengamen, pedagang kaki lima, tumpukan sampah, atau bahkan karena baliho serta spanduk yang berlebihan yang sangat tidak sesuai dengan tata kota berwawasan lingkungan. Seperti halnya kebisingan, pemandangan yang tidak nyaman ini dapat memicu stress pada pengendara. Untuk itu sudah seharusnya satpol PP semakin giat untuk melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi jumlah pengamen, pedagang kaki lima serta spanduk yang yang mengganggu kenyamanan dalam tata kota.


sumber : http://ilmukesmas.com/polusi-jalanan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar