Jumat, 30 Oktober 2015

ANALISA SWOT


Analisa SWOT terhadap sekolah SMP N 2 SIDAMULIH

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1.      S  =   Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2.      W =  Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang  merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3.      O  =   Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang  di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi  organisasi di masa depan.
4.      T  =  Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
            Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002).
            Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
Suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai sasaran jika sebelumnya dilakukan suatu perencanaan yang matang. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan, di mana menyusun perencanaan sebagai langkah awal akan cukup diperhitungkan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai (Sanjaya, 2009). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
            Satu hal yang harus diingat  oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang tepat bagi masalah – masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu lembaga sehingga mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Analisis SWOT adalah bagian dari tahap tahap perencanaan strategis suatu organisasi yang terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:
·         Peran masyarakat
·         Donatur
·         Pemerintah
·         Organisasi lain
Pengambilan data eksternal diambil dari Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)
Data internal dapat diperoleh dari dalam sekolah itu sendiri, antara lain:
·         Laporan keuangan sekolah
·         Administrasi sekolah
·         Kegiatan Belajar mengajar
·         Keadaan guru dan siswa
·         Fasilitas dan prasarana sekolah
·         Administrasi guru dan lain lain
Pengambilan data eksternal diambil dari Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan)
 Strength (Kekuatan)
a.       Motivasi guru dan siswa cukup tinggi sehingga mampu mengembangkan metode pembelajaran yang evektif dan disertai dengan penerapan iman dan takwa sehingga siswanya cukup antusias dalam merespon setiap pembelajaran.
b.      Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa sangat kondusif baik dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran untuk membentuk kwalitas siswa yang positif
c.       Dalam segi pendekatan, metode yang diajarkan  guru yang bervariasi sehingga guru menggunakan  metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d.      Mempunyai letak geografis yang sangat strategis dan lahan yang cukup luas serta didasari daya dukung yang sangat positif dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat
e.       Tenaga pengajar yang usianya relatif muda sehingga memiliki kinerja yang tinggi dan semangat serta secara kependidikannya 95% lulusan S1 dan 5% lulusan S2 dalam meningkatkan disiplin semua personal dan meningkatkan  kinerja untuk membentuk siswa menjadi lebih berpengalaman dan mendapatkan ilmu yang sesuai dengan tingkatannya
f.       Kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler yang sangat efektip dengan tenaga operasional yang memadai khususnya renang sangat diutamakan untuk  meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kreativitas
 Weakness (Kelemahan)
a.      Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan
b.      Keadaan guru sebagian besar masih berstatus honorer dan mengajar ditempat lain sehingga proses pembelajaran sering terganggu dalam waktu pembelajaran yang telah ditentukan
c.       Penerimaan siswa Baru/pindahan Peneriman siswa belum dilakukan dengan cara test  tetapi masih adanya titipan dari berbagai pihak dan jangkauan lokasi sekolah dengan tempat tinggal siswa sehingga kemampuan siswa dalam segi pembelajaran banyak dibawah standar pola pikir siswa yang mengikuti test penerimaan siswa baru.
d.      Pembiyaan Orang tua siswa dalam anggaran pembangunan sangat sulit dikarnakan kondisi perekonomian kebanyakan dibawah rata-rata.
e.      Belum bisa memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung  untuk pembelajaran terutama di perpustakaan dan di loboratorium sehingga kurang kondusif dalam kelengkapan buku dan juga alat praktik  yang dimanfaatkan oleh siswa untuk penunjang pembelajaran.
f.        Gedung sekolah sudah membutuhkan banyak perbaikan dan penambahan ruang seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih kurang memadai.

  Opportunity (Peluang)

       Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana Sekolah dengan cara mengajukan prososal ke Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah
b.      Pembangunan dengan tanah yang luas bisa memunjang ke arah yang refrisentatif
c.       Sarana dan prasarana merupakan kekuatan yang telah ada agar bisa dipergunakan dan pemanfaatannya yang ada harus di kembangkan terus.
d.      Dukungan masyarakat yang ingin menjadikan siswa menjadi berkwalitas di masyarakat dan ingin setelah lulus dari SMP N 2 Sidamulih bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
e.       Mengingat lokasi yang srtrategis menjadi kekuatan dalam perkembangan sekolah dalam perekrutan lulusan SD berpeluang cukup besar
f.       Daya dukung orang tua tinggi dan terbukti dengan mendaftarkan anaknya di SMP N 2 Sidamulih 
Threat (Ancaman)
a.       Jarak yang begitu dekat antara lembaga pendidikan yang setingkat dengan SMP dengan banyaknya SMP SMP yang berkwalitas
b.      Lingkungan sosial sekolah belum memiliki lapangan olah raga yang begitu memadai sehingga siswa yang mengikuti praktek olahraga harus menyebrang jalan raya provinsi untuk pergi ke lapangan begitu juga tempat parkir yang tidak cukup luas
c.       Persaingan masuk SMA dan setingkatnya banyak memperoleh persaingan dengan SMP-SMP yang lebih berkwalitas dalam tes masuk SMA Negeri
d.      Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika Belum terlalu maksimal karena belum ada guru Khusus mengajar TIK di sekolah ini, jadi kemapuan dalam bersaing dengan SMP lainnya yang sudah mempunyai tenaga pengajar yang khusus akan lebih sulit.
e.       Bangunan yang belum sempurna dengan tidak adnya benteng membuat keamanan sekolah menjadi terganggu
        





Analisa SWOT Potensi Perekonomian Bangsa Indonesia




Warren Buffet mengatakan : “Pengusaha  cermat selalu lebih mengantisipasi potensi resiko ketimbang hanya melulu memikirkan keuntungan, karena keuntungan akan datang dengan sendirinya setelah resiko diminimalisir”
Dalam kesempatan tulisan ini, saya akan mengaplikasikan teori SWOT (strength, weakness, opportunities and threat) pada perekonomian Indonesia. Penulis yakin bahwa konsep tersebut banyak pelaku bisnis sudah mengetahuinya. Ditambah lagi teori ini dapat diaplikasikan pada seluruh aspek kehidupan manusia, mulai management, keluarga, organisasi bahkan dapat menganalisa potensi suatu bangsa.
Secara garis besar, teori SWOT dibagi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi yang telah kita miliki yang mana dapat dikondisikan, diatasi dengan tindakan yaitu” strength dan weakness. Sedangkan faktor eksternal adalah kondisi yang dari luar system, negara yang hanya dapat diatasi dengan antisipasi, negosiasi, perundingan yaitu “opportunities dan threat”.
Sekarang, kita mencoba analisa SWOT potensi bangsa kita ini dengan mengambil salah satu tinjauan kasus. Diketahui bersama bahwa Belanda menjajah Indonesia untuk merampas hasil rempah tanah air kita karena bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan hasil buminya.Tetapi di lain pihak, Indonesia sampai sekarang masih lemah dalam infrastruktur. Dari 2 pernyataan tersebut terkesan bertentangan yang berarti mempunyai makna bahwa hasil bumi yang dihasilkan tanah air kita akan mempunyai biaya distribusi yang mahal ketika harus berhadapan dengan minimnya infrastruktur (lack of infrastructure).
Akhirnya sering kita temui import komoditi hasil bumi bisa lebih murah dari pada hasil bumi lokal, seperti: kedelai, buah-buahan, sampai beras pun pernah import.
Masih segar diingatan kita Indonesia jual gas ke China dengan harga sangat murah yang menjadi harga tetap (fixed price) dalam kontrak yang berlaku sehingga akhirnya pemerintah melakukan negosiasi ulang untuk menaikkan harga penjualan gas.
Ulasan di atas dapat memetakan analisa SWOT Indonesia sebagai berikut :
Strength (internal side)           :kaya hasil bumi
Weakness(internal side)
        :minim infrastruktur
Opportunity(external side)
    : target market di luar negri
Threat (external side)
            : berubahnya harga komoditi
Mengacu pada pernyataan Warren Buffet di atas, mari kita lebih fokus pada hal-hal yang mengandung potensi resiko dengan klasifikasikan pembobotan sebagai berikut :
Berubahnya harga komoditi bobot     : 4
Minim infrastruktur bobot
                  : 3
Target market di luar negeri bobot
    : 2
Kaya hasil bumi bobot                      
: 1
Pembobotan adalah skala prioritas yang harus lebih diperhatikan sebagai antisipasi resiko yang akan timbul, jadi bobot 4 harus didahulukan antisipasinya secara eksternal dan bobot 3 yang harus didahulukan penyelesaiannya dari sisi internal.
Secara eksternal , yang semestinya dilakukan bangsa Indonesia adalah mewaspadai kondisi global dari seluruh aspek baik ekonomi, pilitik, sosial dan budaya ketimbang hanya
selalu melihat target market tanpa memperhatikan hal-hal yang berpotensi menimbulkan resiko. Secara internal, yang semestinya dilakukan bangsa Indonesia adalah memperbaiki infrastruktur dahulu mulai jalan lintas provinsi, pelabuhan, telekomunikasi, sarana transportasi ketimbang eksploitasi hasil bumi habis-habisan yang akhirnya juga memiliki biaya yang tinggi dalam investasi karena lemahnya infrastruktur.
Dengan demikian, bangsa Indonesia harus bisa melihat potensi perekenomian dari sisi internal dan eksternal serta mampu klasifikasikan mana yang lebih mengandung resiko dan memberikan skala prioritas dalam menyikapinya. Penulis yakin bila kita telah mampu menganalisa secara SWOT maka arah perekonomian bangsa Indonesia akan sesuai dengan harapan kita semua.
Di bawah ini, mari kita aplikasikan Analisa SWOT untuk cadangan minyak Indonesia untuk menjawab tantangan industri minyak akhir-akhir ini, sebagai berikut :
Kita tidak mengerti, mengapa banyak program drilling, workover well, marginal field yang ditunda oleh body government karena alasan tidak efisien, disebabkan cost recovery nya tidak feasible. Padahal SBY-JK sudah menginstruksikan agar produksi minyak mentah harus 1 juta bopd (barrel oil per day) yang sekarang hanya dapat diproduksi 840,000 bopd. Berarti, terjadi miss link pada regulasinya, karenaArab Saudi, Malaysia, Nigeria dan Venezuela mampu mengeksplorasi minyak secara optimal dengan regulasi yang tepat, contoh : pihak asing hanya bertugas untuk mendapatkan cekungan minyak lalu dilanjutkan oleh National company seperti di Arab Saudi.
Berdasarkan research, crude oil reserve Indonesia masih mempunyai cadangan sekitar 20 sampai 30 tahun bila produksi 1 juta bopd. Namun bila peran regulasi tidak optimal maka cadangan minyak Indonesia hanyalah sebagai kapasitas terpasang saja. Sungguh sayang, hanya karena salah urus seolah-olah Indonesia menjadi miskin cadangan minyak sehingga harus mengimport dalam jumlah besar kekurangannya
klasifikasi Analisa SWOT :
Strength (internal side)
          :cadangan minyak
Weakness(internal side)
        :regulasi pemerintah
Opportunity(external side)
    : berkembangnya teknologi
Threat (external side)
            : berubahnya harga komoditi
Secara sisi internal, maka tindakan prioritas yang harus ditempuh adalah bagaimana melahirkan regulasi optimal supaya produksi minyak dapat mencapai target, ketimbang hanya eksplorasi terus tanpa mengantisipasi kelayakan ekonomisnya
Dari sisi eksternal, bangsa Indonesia harus cepat menyerap teknologi perminyakan ketimbang hanya menikmati tingginya harga minyak tanpa antisipasi yang komprehensif bila harga turun .
Pemetaan analisa SWOT Negara Singapore, China dan Jepang
Singapore, China dan Jepang jua telah menerapkan SWOT analysis. Ketiga Negara ini sangat paham dengan potensi mereka sehingga akhirnya mampu
Strength
         : infrastruktur memadai
Weakness
      : hasil bumi atau bahan baku terbatas
Opportunity
   : target market di luar negri
Threat
            : berubahnya harga komoditi
Singapore sukses dengan industri informasi teknologi serta jasa pelayanan (pelabuhan, airport, transit gudang). Dengan pemetaan SWOT tersebut membuka mata mereka mampu melihat peluang untuk menciptakan negaranya sebagai tempat persinggahan baik barang maupun otrang dari seluruh dunia. Dengan demikan, pemerintah Singapore berani membangun infrastruktur informasi teknologi canggih, fasilitas pelabuhan skala besar, airport modern, pusat perbelanjaan lengkap. Akhirnya para pendatang yang singgah mendapatkan suatu kenyamanan ketika sedang berada di Singapore.
Jepang sukses dengan industri otomatif dan China sukses dengan industri manufaktur karena mampu melewati resiko perubahan harga barang dan jasa pada kondisi perekonomian global serta juga mampu memproduksi barang-barang industri walaupun dengan mengimport bahan baku atau hasil bumi yang tidak dimiliki.
Selanjutnya mari kita lihat latar belakang sekilas ke-3 negara Singapore, China dan Jepang dan Indonesia sebagai berikut :
1. Singapore adalah city state yang penduduknya hanya sekitar 3 juta, tidak adanya sumer daya alam, hasil bumi dan lahan yang sempit. Sehingga Singapore harus import pasir untuk reklamasi pantainya. Sebelumnya juga pernah menjadi negara developing country
2. China adalah bekas negara tirai bambu yang tidak menerima kemajuan dari barat atau Amerika. Dengan penduduknya yang lebih dari 1 milyard juga merupakan potensi terjadinya skala pemogokan besar-besaran. Di tambah lagi iklim wilayah utara China juga tidak bersahabat bisa dingin sekali atau panas yang tinggi.
3. Jepang adalah negara yang pernah dibom tahun 1945 pada daerah industry Hiroshima dan Nagasaki, sempat mereka mengalami trauma yang akhirnya Jepang mengaku kalah tanpa syarat atas beberapa negara jajahannya seperti China dan Indonesia
4. Latar belakang bangsa Indonesia adalah sebuah negara yang pernah dijajah Belanda dan Jepang lalu merdeka tahun 1945. Pernah juga mengalami pemberontakan dalam negeri gestapu PKI tahun 1965.
Jadi bila kita bandingkan dari latar belakang ke-4 negara : Indonesia, Singapore, China dan Jepang masing-masing mempunyai pengalaman pahit pada masa sebelumnya. Namun yang membedakan adalah Singapore, China dan Jepang dapat dengan jeli memilah kekuatan dan kelemahan bangsa mereka secara internal maupun eksternal. Ditambah lagi, paradigma mereka secara integral adalah memulai dari antisipasi resiko ketimbang melulu memikirkan keuntungan. Sementara Indonesia selalu terbuai dengan dengan kekayaan sumber daya alam, suburnya tanah air tetapi lupa akan perbaikan infrastruktur, pelayanan publik dan antisipasi perubahan kondisi global.
Mari kita ubah paradigma dengan mulai kita memilah kekuatan dan kelemahan secara comprehensive lalu dengan mengacu dengan konsep Warren Buffet untuk mengantisipasi resiko lebih dahulu ketimbang hanya memikirkan keuntungan semata.Dengan melihat kenyataan ini, maka bangsa Indonesia harus cepat mencontoh 3 negara tersebut.Tidak perlu tunggu kapan, dan harus mulai dari diri sendiri. Yang perlu kita ingat : Sumber daya yang kaya tidak akan berarti bila tidak dikelola dengan system yang jit
u. Mari kita terus berjuang untuk pembangunan ekonomi yang berkesinambunganan.
Sumber referensi :

Selasa, 20 Oktober 2015

PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP PERTUKARAN NILAI RUPIAH DAN USD


PENGARUH ALIRAN CASH FLOW DI INDONESIA TERHADAP PERTUKARAN NILAI RUPIAH DAN USD


Melemahnya nilai tukar rupiah
Nilai tukar atau dikenal  sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran barang atau jasa pada saat kini atau di kemudian hari. Nilai tukar merupakan salah satu indicator kondisi perekonomian suatu negara. Ketidakstabilan nilai tukar dalam beberapa waktu lalu cenderung memperlihatkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin melemah , hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain :

  • Neraca perdagangan tahun ini defisit karena lebih besar impor daripada ekspor.
  • Neraca transaksi berjalan juga mengalami defisit karena pembayaran-pembayaran utang luar negeri yang banyak jatuh tempo.
  • Cadangan devisa yang menurun , Saat ini, cadangan devisa Indonesia per Agustus 2013 tercatat sekitar 97 miliar dollar AS, jumlahnya terus menurun dari nilai sebelumnya di awal tahun USD 106 Milyar .
  • Beberapa kebijakan ekonomi pemerintah tidak cukup efektif dalam mengatasi masalah ini .
  • Para petinggi negeri yang bertanggung jawab atas ekonomi sibuk dengan urusannya masing-masing (politik).
  • Budiono sibuk menghadapi skandal Bank Century, Hatta Rajasa sibuk politik, Gita Wirjawan sibuk konvensi Partai Demokrat. Hal ini menyebabkan kondisi perekonomian Pada 2014 semakin auto pilot.
  • Meningkatnya kebutuhan dollar karena adanya pembayaran barang2 impor serta pembayaran utang yang jatuh tempo pada akhir bulan dari perusahaan-perusahaan di Indonesia
Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang. Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan naik. Kalau penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Dengan demikian, Rupiah melemah karena penawaran atasnya tinggi, sementara permintaan atasnya rendah.
Faktor yang menyebabkan penawaran atas rupiah tinggi, sementara atasnya rendah adalah keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Keluarnya investasi portofolio asing ini akan menurunkan nilai tukar Rupiah, karena dalam proses ini, investor menukar Rupiah dengan mata uang negara lain untuk diinvestasikan di negara lain. Maka akan terjadi peningkatan penawaran atas Rupiah.

Dampak Melemahnya Rupiah
Banyak sekali dampak yang di ciptakan dari penurunan nilai tukar rupiah baik yang positif maupun negative.Dampak negatif penurunan nilai tukar adalah secara efektif akan menurunkan daya beli (permintaan) konsumen terutama masyarakat berpendapatan menengah dan rendah (miskin). Dampak penurunan permintaan ini akan mendorong menurunnya produksi barang dan jasa.Bahaya lain yang datang setelah depresiasi rupiah (devaluasi) melalui mekanisme pasar adalah bahaya inflasi. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal yang cukup besar. Karena harga dollar yang relatif lebih mahal dibading dengan rupiah, maka merosotnya nilai rupiah di satu pihak mendorong ekspor, akan tetapi melalui time-lag tertentu (2-3 tahun) akan bersifat inflatoar kerena sifat cost-push inlfation tersebut. Kalau Indonesia tidak mampu mengurangi impor serta meningkatkan pruduktifitas ekonomi dan ekspor maka bahaya inflasi akan segera dihadapi karena sifat cost-push inflation tersebut. Faktor musim kemarau panjang, kebakaran hutan, bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, serta faktor alam lain akan dapat memperburuk keadaan ekonomi terutama meningkatnya harga barang konsumsi yang berakhir pada peningkatan inflasi.
Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar dipastikan berdampak terhadap sektor pertanian dan agribisnis. Bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan bakunya dari dalam negeri, gejolak keuangan mungkin tidak berpengaruh demikian besar, dan apabila sebagian besar output diekspor, maka akan memiliki dampak positif. Namun, apabila perusahaan menggunakan bahan baku yang diimpor dari luar negeri, maka implikasi gejolak keuangan akan berpengaruh terhadap struktur biaya (meningkatkan biaya per unit input dan output) yang lebih besar. Apabila pasarnya dalam negeri, maka akan semakin suram. Dalam kondisi ini, gejolak keuangan berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Solusi
Dengan adanya masalah menurunnya nilai tukar Rupiah di atas dengan penyebab dan dampaknya,  tentunya kita telah mengetahui dengan jelas bahwa nilai Rupiah mungkin akan lebih jatuh lagi apabila tidak ada tindakan penyelesaian yang efektif dan efisien. Salah satu solusi yang dapat kita peroleh adalah dengan memancing investor-investor asing untuk masuk ke Indonesia dan meningkatkan nilai Ekspor barang serta mengurangi Impor barang. Investasi asing yang menurun akhir-akhir ini, seperti disebutkan di atas, jelas-jelas mengurangi nilai tukar Rupiah. Investor asing yang menanamkan investasinya ke Negara Indonesia ini harus dipancing agar kembali dan diusahakan agar bertambah jumlahnya dangan terbukanya pasar saham dengan tawaran yang menarik dan meyakinkan.
Sumber referensi :