Ringkasan materi milik kelompok 2
Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastra
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN
KESUSASTRAAN
Sastra Dalam
Pengertian Umum
Sastra
(Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’,
yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar
‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Yang agak
bisa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak
berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra
yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan
kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi,
Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel,
Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
v. Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui
bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia
(kemanusiaan).
v. Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
v. Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri
keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan
ungkapanya.
v. Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis
simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
v. Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang
mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang
dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan,
dijadikan gaji
PENGERTIAN
SENI
Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas
manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan.
Seni sangat
sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu
artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya,
masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium,
dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan,
sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu,
dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu
lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar
merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :
Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (video art),
misalnya seni musik, seni suara,dan seni sastra, puisi dan pantun
Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual Art)) misalnya
lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual
art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film.
PERANAN
SASTRA
Prosa, puisi, lakon, skenario, skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom,
berita, surat, proposal, catatan harian, laporan, pandangan mata, pidato,
ceramah, transkripsi percakapan, wawancara, iklam, propaganda, doa dan
sebagainya semuanya jadi termasuk sastra, karena mempergunakan bahasa.
Semua sektor kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri
dari bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas
raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan
dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak
berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan, akan
selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Bagaimana dengan puisi dan prosa yang merupakan bagian dari kesusastraan
(baca: sastra yang indah). Apakah puisi dan prosa juga berguna bagi semua
mahasiswa, sehingga bukan saja jurusan bahasa dan sastra tapi juga jurusan
sosial, ekonomi dan eksakta berkepentingan mengkaji sastra? Apa seorang yang
ingin menjadi insinyur, dokter, diplomat, pengusaha, perwira, pemimpin politik,
ahli hukum, negarawan dan ulama, perlu membaca sastra?
Di tahun 60-an, pelajaran kesusastraan masih diajarkan di SMA di semua
bagian A,B dan C (budaya, eksakta dan ekonomi). Tetapi posisinya memang hanya
sebagai pendukung pelajaran Bahasa Indonesia. Tak jarang jam pelajaran
kesusastraan dikanibal oleh pelajaran bahasa.
Hal tersebut dimungkinkan, karena pelajaran kesusastraan tak lebih dari
hapalan bentuk-bentuk kesusastraan, riwayat hidup pengarang, judul karya dan
sinopsis buku-buku wajib baca. Tak pernah ditelusuri secara mendalam (gurunya
tak ada yang terdidik ke arah itu) hakekat kesusastraan itu kaitannya dengan
berbagai pemikiran yang ada dalam kehidupan. Jadinya pelajaran kesusastraan –
lebih popular disebut pelajaran sastra saja – hanya jadi pelajaran tak berguna.
Dihapus juga tidak ada akibatnya.
Kesusastraan (prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek
kehidupan. Hanya saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi,
sehingga nampak semu. Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena
hidup beragam dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya.
Untuk itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis,
sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek
kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi
menunjukkan arti kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga
kehadiran sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan.
Sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya
sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan industri
juga meyakinkan. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami ulang cetak
setiap tahun dengan oplag raksasa dalam berbagai bahasa.
Namun sastra tidak semata-mata kelangenan, tetapi juga dokumen perjalanan
pemikiran yang menjadi bagian dari perjalanan sejarah. Uncle Toms’s Cabin karya
Beecher Stowe yang melukiskan derita dan nestapa budak kulit hitam di Amerika
Serikat, telah diakui sebagai salah satu pemicu perang Saudara di Amerika dalam
rangka menghapuskan perbudakan.
Dokter Zhivago karya Boris Pasternak melukiskan hidup pelakunya yang
bernama Lara yang melambangkan Ibu Rusia. Pemerintah tirai besi Uni Soviet
melarang Pasternak menerima hadiah nobel, karena novel itu dianggap sebagai
potret Rusia yang tidak dikehendaki oleh pemerintah komunis.
Ayat-Ayat Setan karya Salman Rusdie menimbulkan kegegeran dunia, karena
dianggap penghinaan terhadap Islam, sehingga Ayatulah Khomeini menjatuhkan
hukuman mati pada penulisnya yang berlindung di daratan Inggris.
Di Indonesia, Langit Makin Mendung karya Ki Panji Kusmin, menjadi perkara,
sehingga HB Jassin selaku Pimpinan Redaksi majalah Horison yang memuat cerita
pendek itu diajukan ke pengadilan dan dinyatakan bersalah. Sementara Iwan
Simatupang, sengaja menulis drama “RT 0 – RW 0” (sekalian dipentaskan oleh para
mahasiswanya), dalam rangka memberi kuliah tentang filsafat eksistensialis.
HUBUNGAN
ANTARA SASTRA, SENI, DENGAN ILMU BUDAYA DASAR
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar,
karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan
dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan
seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.
kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak
positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai
budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi
ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai
dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa"
yang artinya "terus terang".
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta
atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam
dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis
prosa lama dan prosa baru.
Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari
sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul
disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab
dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra
tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam
rentetan sastra indonesia mulai ada.
Adapun bentuk-bentuk sastra prosa
lama adalah :
•
Dongeng : Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng
sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
·
Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai
lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).
·
Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan
kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan
gaib.
·
Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat
terjadinya suatu tempat atau wilayah.
·
Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah,
yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
·
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau
keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan.
·
Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh,
malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
·
Hikayat : Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan,
namun memiliki Pesan dan amanat bagi
pembacanya.
·
Sejarah : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau
riwayat asal-usul.
• Hikayat : Hikayat, berasal dari
India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri
kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan
luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak
masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
• Sejarah : Sejarah (tambo),
adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu
peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan
fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja.
Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat
lama.
Prosa baru Meliputi :
•
Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku
utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering
diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia.
•
Novel, berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah
bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang
terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik
• Cerpen adalah bentuk prosa
baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting
dan paling menari
C. Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi
1.
Memberikan hiburan.
2.
Memberikan informasi yang bermanfaat yang berhubungan dengan pemerolehan
nilai-nilai kehidupan.
3.
Memperkaya pandangan atau wawasan kehidupan.
4.
Pembaca dapat memperoleh dan memahami nilai-nilai budaya dari setiap
jaman yang melahirkan cipta sastra itu
sendiri.
5.
Mengembangkan sikap kritis pembaca
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi adalah seni tertulis di mana
bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan.
Contoh:
Kalau ada
jarum patah
Jangan
dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada
kataku yang salah
Jangan
dimasukkan ke dalam hati
Alasan – alasan yang mendasari
penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah sebagai berikut:
1. Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
2. Puisi dan kesadaran individual.
3. Puisi san kesadaran sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar